Keegoisan merubah segalanya, menghancurkan segala harapan dan kepercayaan. Sebelumnya, aku tak pernah merasa seperti ini di jauhi dan dibenci oleh sahabatku sendiri, tapi apakah aku salah?? jika aku ingin menjadi seorang yang sempurna. Benar, saat-saat seperti ini membuatku bertambah sedikit dewasa, permasalahan yang menderaku sedikit demi sedikit silih berganti menghampiri. Namun, senyuman, canda dan tawanya seakan tak pernah sirna dari pikiranku, entah mengapa itu semua bisa terjadi. Ku ingat dia telah membenciku dan selalu berusaha menjauhiku, tapi apa?? aku tak bisa lakukan seperti apa yang ia lakukan padaku. Dia memanglah orang yang sangat keras kepala, tapi aku sayang dengannya dia sahabatku yang selalu menemani gelap terang dalam hidupku selama ini. Tanpanya aku bukan siapa-siapa karena dia satu-satunya teman terbaikku sedari kecil. "Clarynta" namanya dan dia sering kupanggil "Lala" sedang aku?? aku adalah "Pramudina" tapi orang-orang mengenalku sebagai "Ninot" aku juga tak tau kenapa, aku suka dipanggil Ninot, mungkin karena itu adalah panggilan kesayangan sahabat kecilku selain Lala kali yaa?? haha. Entahlah, yang pasti aku merindukannya saat ini, mungkin jika dia ada di sampingku sekarang hanya dia tempat yang bisa ku datangi untuk mengungkapkan segala keresahanku, dan mungkin hanya dia juga yang bisa membuatku dan Lala bisa kembali seperti dulu.
***
Pagi ini, rencanyanya aku ingin menemui Lala untuk menjelaskan semuanya yang sebenar-benarnya, aku tak ingin kesalah pahaman ini akan terus berlanjut.
"tok tok tok" aku mengetuk pintu utama rumah Lala, tak lama ada suara seseorang yang menyahutinya.
"ya, sebentar" kata orang itu, aku terdiam mendengar suara itu, jantungku mulai berpacu dua kali lipat dari biasanya.
"aduuhh, gimana yaa kalo Lala buka pintu terus liat aku??" batinku.
suara jangkahan kaki itu semakin lama semakin terdengar jelas dan aku mulai merasakan keringat dingin dalam tubuhku.
"iyaa" kata orang itu, dan benar seperti dugaanku dia Lala yang membukakan pintu untukku, aku menatapnya penuh resah dan harap sementara dia mentapku dengan ekspresi yang sangat datar, aku menunduk.
"Loe...." ucap Lala menggantung.
To Be Continue..
di tunggu aja ya, part selanjutnya..